Sabtu, 22 Mei 2010

Sang Maestro itu, akhirnya telah berpulang

Maestro Keroncong Gesang Martohartono meninggal dunia. Ia mengalami dua kali kristis sebelum menghembuskan napas terakhir.
Salah satu keponakan Gesang, Hasanudin Santoso, "Gesang meninggal dunia pukul 18.10, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo, Kamis, 20 Mei 2010".
Menurutnya, kondisi pencipta lagu 'Bengawan Solo' makin memburuk sejak siang hari. Gesang mengalami dua kali kritis yaitu pada pukul 14.00 dan 17.30. Gesang meninggal dunia di usia 92 tahun. “Tidak ada pesan terakhir dari beliau,” ujarnya lagi.

Gesang dilarikan ke rumah sakit akibat kesehatannya menurun sejak pekan lalu. Selanjutnya, Gesang dirawat di ruang ICU sejak Minggu, 16 Mei 2010, karena kesehatannya terus menurun. Jenazah Gesang disemayamkan di rumah duka di Kemlayan, Surakarta.

Kemarin sempat beredar kabar bahwa Gesang sudah meninggal dunia. Namun kemudian ada klarifikasi bahwa komponis gaek itu masih hidup. Rumah sakit sempat membentuk sebuah tim untuk menangani kesehatan terdiri dari lima dokter spesialis yang berbeda.

Gesang awal Mei lalu menghadiri acara pemberian royalti oleh PT Penerbit Karya Musik Pertiwi (PMP Publishing) yang memegang kuasa karya cipta atas lagunya.

Gesang yang dalam kondisi lemah menerima royalti senilai Rp 34.426.943,58 (belum dipotong PPh dan Fee). Royalti itu berasal dari penjualan lagu-lagu Gesang di dalam dan luar negeri pada periode Juli-Desember 2009.

Lagu Gesang, seperti Bengawan Solo, Jembatan Merah, dan Tembok Besar memang masih diminati publik macanegara. Terutama masyarakat di Jepang, Singapura, Belanda dan Malaysia.

Lagu Bengawan Solo yang diciptakan pada 1940 ketika ia berusia 23 tahun itu memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang. Bengawan Solo sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar Jepang.

Lagu ini diciptakan ketika Gesang muda sedang duduk di tepi Bengawan Solo. Ia mengaku selalu kagum dengan sungai tersebut sehingga terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan. Setidaknya lagu Bengawan Solo telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa.

Gesang setidaknya telah menciptakan 44 lagu antara lain Bengawan Solo (1940), Jembatan Merah (1943), serta Sebelum Aku Mati (1963). Semua lagunya telah dipatenkan.

Meninggal Dunia Akibat Infeksi Pernapasan

Meninggalnya Gesang Martohartono di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta disebabkan oleh faktor penyakit infeksi pernapasan. Menurut dokter Suryo Aribowo mengatakan infeksi pernapasan yang diderita menyebabkan Gesang kesulitan untuk bernapas.

“Sehingga pasokan oksigen ke Jantung menjadi kurang,” ujar Suryo.

Gesang akhirnya tutup usia pada pukul 18.10 hari ini (20/5). Kondisinya menurun sejak tadi siang di ruang perawatan ICU Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Surakarta.
Menurut Suryo, sulitnya bernapas karena banyaknya dahak yang berkumpul di tenggorokan. Selain itu, faktor yang paling berpengaruh adalah usia Gesang yang telah mencapai 92 tahun. “Fungsi organ lain juga sudah lemah,” lanjut Suryo.

Rencananya jenazah Gesang akan dimakamkan Jumat. Menurut keponakannya, Ardani, keluarga belum memutuskan jam berapa Gesang dimakamkan. “Kemungkinan besar Gesang akan dimakamkan di Pemakaman Radimaloyo,” ujar Ardani.

Inilah foto-foto saat pemakaman Gesang yang diiringi dengan sekelompok musik keroncong.






Image and video hosting by TinyPic





Image and video hosting by TinyPic





Image and video hosting by TinyPic


Selamat Jalan Sang Maestro, Karya-karyamu akan selalu terkenang sampai akhir masa.

Sumber : kaskus.us

.

.

.

ARTIKEL TERKAIT ADA DIBAWAH SPONSOR (DIBAWAH INI).

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar