Jumat, 25 Juni 2010

Grup E, Kejutan Jepang dan Grup F, Italia Terdepak

Grup E, Harakiri berhasil redam Tim Dinamit, Totaal Football Belanda hancurkan Kamerun

Kejutan terjadi lagi di Grup E, setelah Korea Selatan lolos dari grup 'neraka', giliran Jepang mampu dengan gagah mengalahkan Tim Dinamit Denmark dengan skor mengagumkan 3-1 lewat gol tendangan bebas nan cantik dari Honda dan Endo yang masing-masing tercipta dimenit ke-17 dan 30, yang kemudian ditambah lagi dengan gol dari Okazaki di menit ke-87, yang sebelumnya Tomasson memperkecil kedudukan lewat golnya di menit ke-81.

Jepang, sebagai wakil Asia, akhirnya lolos dari fase grup mendampingi Belanda.

Setelah Korea Selatan yang lolos ke babak sistem gugur, lebih memiliki prestasi yang lebih baik selama babak fase grup dibanding Korea Selatan yang hanya menang, seri dan kalah masing-masing 1 kali. Sedangkan Jepang mampu mengalahkan 2 musuh beratnya yaitu Kamerun dengan skor 1-0 dan terakhir Denmark dengan skor meyakinkan, 3-1, hanya kalah dari tim tangguh Belanda dengan skor tipis 0-1.

Kemenangan Jepang juga tak lepas dari faktor 'pemain ke-12', karena pada kabar sebelumnya, tim Korea Selatan akan datang ke Royal Bafokeng Stadium Rustenburg, untuk mendukung langsung tim Jepang agar bisa lolos juga ke babak perdelapanfinal.

Dengan dominasi wakil Asia di Piala Dunia 2010 ini, semakin memperpanjang daftar tim Eropa dan Afrika yang berguguran. Setelah Yunani dan Nigeria yang tidak lolos ke babak selanjutnya karena kalah dalam perolehan poin dengan Korea Selatan, ditambah dengan Denmark dan Kamerun yang satu grup dengan Jepang, juga harus 'angkat koper' lebih awal dari Afrika Selatan, karena harus kandas ditangan keperkasaan Jepang.

Meski statistik menunjukkan Denmark lebih dominan dalam shots on goal dibanding Jepang, 19 berbanding 12, namun Jepang menunjukkan lebih produktif dalam menjebol gawang Denmark.

Piala Dunia 2010 kali ini cukup memberi kejutan, karena telah terjadi pergeseran secara signifikan peta kekuatan tim sepakbola. Tidak ada lagi prediksi yang mudah berbuah kenyataan, semakin banyak tim-tim unggulan yang berguguran terlebih dahulu oleh tim-tim 'gurem' yang tidak diperhitungkan pada mulanya. Sehingga susunan tim-tim yang lolos ke fase perdelapanfinal benar-benar diluar perhitungan dan sangat mengejutkan.

Untuk Belanda, lajunya sangat sulit untuk dihentikan dan semakin mulus meraih kemenangan atas Kamerun dengan skor 2-1 berkat gol Van Persie (di menit ke-36) dan Huntelaar (83) yang sebelumnya dibalas dengan equalising gol untuk memperkecil kedudukan dari Kamerun yang dicetak oleh Samuel Eto'o di menit ke-65 lewat tendangan penalti. Dengan raihan kemenangan tersebut, Belanda semakin kokoh di puncak klasemen akhir Grup E dengan poin 9 dan hanya kemasukan 1 gol dengan memasukkan 5 gol.

Akhirnya dengan hasil grup E tersebut, Jepang berhak untuk mendamping Belanda ke fase Perdelapanfinal untuk menemui tantangan baru selanjutnya.

Klasemen Akhir Grup E


Grup F, Sang Mantan Juara Dunia 'Terkubur' oleh tim 'kecil' Slovakia
.

Seperti yang terjadi di Grup A, dimana mantan Juara Dunia 1998, Prancis, 'tenggelam' di dasar klasemen grup dan sekaligus 'angkat koper' lebih awal.
Kemudian, hal serupa terjadi di Grup F, dimana mantan Juara Dunia 2006, Italia harus pulang terlebih dahulu karena tidak kunjung memperbaiki performa permainannya yang buruk sepanjang babak penyisihan, dipaksa bertekuk lutut didepan para pemain Slovakia yang notabene tim yang tidak diunggulkan.

Kekalahan Italia merupakan drama yang menyakitkan bagi pecinta bola diseluruh dunia, khususnya bagi para petinggi Italia dan staf ofisialnya. Setelah kehilangan tim raksasa Prancis, tim dengan syarat pemain-pemain berkelas, juga tidak bisa menunjukkan 'taringnya' sama sekali di Piala Dunia 2010 ini.

Bermain tanpa adanya spirit membara, tanpa adanya nasionalisme yang tinggi dan bahkan mental juara pun telah hilang di benak skuad Italia, akhirnya membuat Italia 'tenggelam' di lembah klasemen dengan hanya meraih poin 2 dari 2 kali hasil seri dan 1 kali kekalahan menyakitkan dari Slovakia 2-3.

Mulai babak pertama, Ellis Park Stadium Johannesburg menjadi saksi bahwa Italia tidak mampu bermain layaknya tim juara, sepanjang 45 menit pertama, skuad Italia 'dipermainkan' oleh tik-tak cantik Slovakia yang menunjukkan permainan yang lebih 'tenang', perpaduan di semua lini sangatlah kuat mulai dari sang punggawa lini pertahanan, Martin Skrtel sampai dengan penggedor di lini depan Marek Hamsik dan Robert Vittek bermain sangat lugas untuk 'melumat' Italia secara perlahan-lahan yang akhirnya terciptalah gol untuk Slovakia di menit ke-25 lewat sepakan Robert Vittek yang mengelabui kiper Italia, Frederico Marchetti, yang masih tidak terasah di pertandingan besar sekelas Piala Dunia.

Babak II pun berjalan tambah buruk untuk Italia. Skuad Italia macam Pepe, Montolivo, Gattuso dan de Rossi dibuat tak berdaya lapangan tengah mereka 'direbut' oleh para pemain Slovakia. Tidak adanya nyawa tim seperti del Piero atau Totti seperti 4 tahun lalu membuat Italia bermain tanpa arah. Umpan-umpan silang dan passing-passing rendah Italia sangat mudah dipatahkan oleh Slovakia yang akhirnya Slovakia menggandakan keunggulannya, pun lewat sepakan pelan Robert Vittek di menit ke-73. Gaya Cattenaccio khas Italia tidak nampak sama sekali. Pertahanan Italia gampang dibuat kalang kabut 'hanya' oleh tim sekelas Slovakia. Masuknya Andrea Pirlo yang 4 tahun lalu menjadi otak permainan Italia, menggantikan Montolivo, tidak membuat Italia semakin garang, meski pada menit ke-81 Di Natale mampu memperkecil kedudukan. Slovakia pun tidak kalah garangnya, mereka tidak mengendurkan permainan malah mampu menambah gol di menit ke-89 melalui sepakan cantik dari Kamil Kopunek yang akhirnya juga Italia mampu menyusul untuk memperkecil kedudukan di menit ke-90+2 melalui Quagliarella. Italia yang terkesan terlambat panas akhirnya harus menanggung resiko untuk kalah karena terlambat juga menyelamatkan status gelar juara bertahannya.

Tim Italia tidak bisa 'menahan malu' dengan kekalahan ini yang notabene kompetisi seri A-nya adalah kompetisi yang paling ketat dan menjadi kiblat para pemain bola di seluruh dunia. Dengan kompetisi lokal yang hebat tidak menjadi jaminan untuk tim nasionalnya menjadi kuat juga.

Di tempat lain, di Peter Mokaba Stadium Polokwane, Paraguay dan Selandia Baru berbagi angka kacamata 0-0. Nampak Paraguay main tidak sepenuh hati, meski terjadi shots on goal 17 kali, namun yang tertarget cuma 2 kali. Kubu Paraguay sepertinya juga memonitor pertandingan antara Italia kontra Slovakia. Kubu Paraguay tidak membidik kemenangan dalam pertandingan terakhir di fase grup tersebut, karena melihat klasemen sementara sebelum pertandingan akhir dimulai, sangat meyakinkan kubu Paraguay pasti lolos dari fase grup dengan raihan poin 4, sedangkan Italia dan New Zealand 2 dan Slovakia masih 1 poin. Meski dengan hasil seri pun, Paraguay tetap lolos.

Di Grup F, klasemen akhir menempatkan Paraguay sebagai juara grup dengan raihan poin 5 dan diikuti oleh Slovakia (raihan poin 4) dengan membusungkan dada, setelah mengalahkan sang mantan Juara Dunia 2006 sebagai runner-up grup.

Klasemen Akhir Grup F


Untuk babak Perdelapanfinal, akan mempertemukan Belanda sebagai Juara Grup E kontra Slovakia sebagai runner-up Grup F pada 28 Juni mendatang di Durban Stadium dan pertandingan babak perdelapanfinal lainnya akan mempertemukan Paraguay sebagai Juara Grup F dengan Jepang sebagai runner-up Grup E pada 29 Juni mendatang di Loftus Versfeld Stadium, Tshwane/Pretoria.

Tunggulah kejutan-kejutan selanjutnya !!!

Sumber image : fifa.com

2 komentar: